Kamis, 18 Juli 2013

Superstar Love Story (Prolog)

Kurasakan hangat tubuhnya untuk pertama kali. Kedua tangannya melingkar di tubuhku. Dia memelukku dari belakang dan aku mampu merasakan detak jantungnya. Saat itu aku tahu bahwa cintanya hanya untukku.

"Berapa lama kau akan mencintaiku?" tanyanya padaku. Itu seperti meminta kepastian mungkinkah suatu saat aku akan meninggalkannya.

Bukankah sejak aku mengenalinya, aku tak ingin meninggalkannya.Aku enggan menjawab pertanyaan itu. Karena cintaku bukanlah cinta sesaat. Tapi aku dan lelaki yang begitu ingin melindungiku saat ini hanya memiliki pertemuan singkat. Aku bahkan tak percaya kalau aku bisa masuk dalam kehidupannya.

"Kau tak ingin menjawabnya?" tanyanya lagi. Tapi kurasakan hangat bibirnya menyentuh pipiku. Oh Tuhan. Aku benar-benar mencintainya. "Selamanya," jawabku tapi penuh ragu. Kata selamanya tak akan mewakili apa-apa. Aku tak meyakini hal yang aku ucapkan barusan. Kata selamanya itu bisa cepat menghilang entah kapan saat kita lupa dengan semua perjanjian. Seperti debu yang diterbangkan angin.

Aku bisa menemui lelaki sesempurna dirinya adalah hal yang tak bisa dipercaya. Aku selama ini hidup sebagai penggemarnya, memasang posternya dengan berbagai gaya, melihat videonya dengan berbagai acara, memasang wallpaper dengan senyum mautnya dan menontonnya di drama. Saat aku sadar bahwa lelaki yang memiliki lesung pipi kanan dan kiri ini memelukku. Aku tak ingin bangun lagi.

"Aku akan kembali untukmu. Biarkan aku pergi sekarang," ucapnya. Seketika mataku berkaca-kaca. Aku tak ingin kehilangan dia. Aku ingin mengembalikannya lagi. Entah berapa tahun yang lalu, berapa menit yang lalu kita bersama. Dia adalah idola yang kucinta.


"Aku mohon jangan pergi."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar