Selasa, 28 Mei 2013

Memiliki (Goes to Seoul)

2 minggu yang lalu.

"Berjanjilah sama Ibu, kau akan baik-baik saja selama di korea," kata Ibunya. Beliau tak henti-hentinya mengkhawatirkan anak keduanya itu. Di rumah masih ada Niki, kakak lelakinya yang hari ini cuti kerja untuk sementara waktu. 

Sebenarnya, Niki adalah seorang wartawan. Dia bekerja secara fleksibel. Pekerjaan utamanya adalah mencari informasi dan fakta tentang segala macam peristiwa yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Niki lebih sering berada di rumah, karena pekerjaan utamanya di luar ruangan. Mungkin jika suatu saat jabatannya bisa naik. Dia akan bekerja di dalam ruangan dan tak bisa lagi bersantai di rumah. 

Pagi ini Airin memandang ibunya dan mengangguk bahwa ia akan baik-baik saja. Bagaimana pun dia tidak sendirian di sana. Airin liburan bersama teman-temannya. Karena kuliahnya telah memasuki liburan panjang, maka, ia tak akan membuang waktu untuk meninggalkan Indonesia dan pergi ke negeri ginseng yang terkenal dengan boybanda dan girlbandnya. 

"Apa kau sudah tak membutuhkan uang lagi?" tanya Niki, sebagai kakak, dia amat perfect. Tak pernah sekali pun lelaki itu mengabaikan Airin. Mungkin dia juga khawatir jika nanti ada apa-apa di  negara yang tak pernah dikenalnya itu. 

"Aku sudah punya uang Kak. Bahkan, aku bisa membelikan oleh-oleh yang Kakak mau," ucapnya percaya diri. 

"Kakak tak perlu apa-apa, yang penting kamu pulang dengan selamat," ucapnya. 

Hari ini Airin sudah mengepaki semua barang-barang yang akan dibawanya liburan ke negeri ginseng itu. Dia sangat bahagia. Sampai tak sedetik pun senyumnya hilang dari bibirnya. Ia merasa akan mendapatkan banyak hal di sana. 

Airin ingin sekali bertemu dengan bintang pujaannya, meskipun hanya bicara sedikit. Tapi lebih dari itu, Airin hanya ingin liburan di sana. Banyak hal yang ingin dilupakannya di sini. Bayangkan dalam setahun kehidupannya. Dia sudah diputuskan oleh pacarnya yang ia sangat cintai. 

Andre adalah seorang lelaki yang dicintainya sejak setahun belakangan. Airin menyukainya karena dia sudah mendaratkan serbuk-serbuk cinta yang membuat hatinya meleleh. Banyak pengorbanan yang dilakukan Andre untuk mendapatkan cinta Airin. Tapi belakangan, Andre lebih sering meninggalkannya. Bukan hanya itu, Andre juga memutuskannya sepihak. 

Malam ini Airin tak bisa tidur nyenyak. Dia sudah sangat bahagia karena nanti akan terbang ke Korea. Dia akan membuat hidupnya berubah. Tanpa Andre dan tanpa siapa pun yang menyakitinya. Mungkinkah dia akan menemukan banyak hal di sana?

***
"Apa yang akan kamu lakukan kalo sampai di sana?" tanya Dimas tiba-tiba. Lelaki itu sudah seperti pengikutnya. Dari semua perempuan yang ikut acara liburan, dia adalah lelaki satu-satunya. Katanya dia ingin melindungi semua perempuan yang ikut dalam acara liburan kali ini. Tapi Airin yakin, itu pasti hanya alasan saja. 

Airin sudah bisa menebak pikiran Dimas, bahkan sebelum Dimas memutuskan untuk ikut acara. Dia menyukai salah satu diantara mereka berempat. Tapi dia tak tahu siapa. Hanya tebakan itu sepertinya benar. Semoga bukan dirinya, karena Airin masih belum move on dari cinta Andre. Karena ketika masih belum move on, Airin yakin, pasti dia akan menyakitinya.

"Kau bertanya padaku?" tanya Airin balik. Pertanyaann yang diajukan Dimas bisa saja untuk Kiara, Selly dan Frida. Karena pertanyaan itu tanpa sebuah nama. 

"Tentu saja," jawabnya sambil memakan permen karet bublenya. 

"Aku ingin mencari hal baru, pacar baru juga nggak apa-apa. Aku bosan yang lokal, gak ada yang bisa dipercaya. Aku ingin yang interlokal," ungkap Airin. Tak ada yang disembunyikan dalam persahabatan. Airin menganggap semua yang di dekatnya adalah sahabat. Termasuk Dimas yang kali ini masih mematung tak percaya. 

"Kau pikir pacar itu telepon seluler?" 

"Bisa jadi, dia kan punya sinyal-sinyal khusus untuk memberi tanda bahwa satu sama lain bisan 'connect' sehingga bisa berhubungan. Seperti telepon seluler. Tanpa sinyal. Kau tak akan bisa menghubunginya," jelasnya. Belum selesai perdebatan seru mereka tentang telepon seluler lokal dan interlokal, tiba-tiba ada suara mengaung pertanda menyuruh penumpang untuk segera naik ke pesawat. Sehingga pembicaraan mereka terpaksa selesai tanpa penutup.

Mereka masing-masing berjalan ke area bandara untuk menunjukkan password dan tiket mereka. Setelah mencari tempat duduk masing-masing di pesawat yang ekonomi. Ternayata, Airin duduk bersama dengan Dimas. Pembicaraan itu harus berlanjut lagi. 

Dimas adalah tipe lelaki yang ingin tahu banyak hal. Apalagi tentang seseorang yang diyakininya akan menjadi pacarnya. Dia akan mengejarnya dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan basi, perdebatan-perdebatan yang meninggalkan kekesalan. Kalau benar orang yang sedang diincar adalah Airin, maka dipastikan dia tidak akan bisa lolos dari seabreg pertanyaanya. 

"Lalu, kenapa kamu tak ingin yang lokal? Bukankah lebih murah?" tanyanya beruntun. 

"Tak ada pengorbanan, Dimas. Coba saja pikirkan kalau kita memakai merek yang sama,bahkan banyak gratisannya, tapi kalau kita memakai merek yang berbeda kalau hanya sesama lokal. Tak akan menguras banyak hal," jelasnya. Airin berusaha menutup mata dari pertanyaan lainnya. 

"Kalau kamu tak mendapatkan yang interlokal?" 

"Aku mau tidur, sampai jumpa di negeri ginseng. Pastikan aku akan mendapatkannya," ucapnya lalu menutup matanya tanpa mempedulikan Dimas. Kali ini dia benar-benar dibuat kesal. Kini dia bisa menebak, siapa orang yang diincarnya. 

***
Beberapa jam kemudian mereka sudah sampai di bandara incheon, bandara internasiona terbesar di Korea. Airin tak percaya dia bisa berada di sini. Kini sambil menunggu teman-temannya di kamar mandi. Ia duduk-duduk di bandara. Di sebelahnya ada seorang lelaki yang terlihat sibuk dengan telepon selulernya. Kelihatannya berusaha meyakinkan seseorang yang jauh di sana. Sementara itu, Airin belum ingin menyentuh teleponnya. Dia akan menghubungi keluarganya ketika sudah sampai di penginapan. Airin menaruh jaketnya di sembarang tempat. Diantara tempat duduknya, sementara lelaki itu melakukan hal yang sama. Tak peduli kalau kedua jaket itu berada di tempat yang sama. 

"Rin, ayo berangkat," tiba-tiba suara Kiara memecahkan lamunanya, Airin pergi begitu saja dengan jaket yang diambilnya tanpa melihat milik siapa. Dia hanya berpikir bahwa di tempat itu hanya ada satu jaket miliknya. Sementara lelaki itu berjalan dalam keadaan menelepon. Dia juga mengambil jaket sembarang yang ada di sana.

"Apa itu jaketmu?" tanya Kiara yang tahu jelas, Airin tak suka warna hitam. Sedangkan jaket yang dipegangnya kali ini berwarna hitam. 

"Warna hitam, bukankah jaketku berwarna coklat muda," 

"Nanti saja ditukar kalau bertemu dengan orangnya, sementara pakai saja. Kau tahu ini benar-benr dingin." Selly mengucapkannya sambil membekap tubuhnya dengan kedua tangannya.

Udara di Korea berbeda jauh dengan Indonesia. Di Indonesia hanya memiliki 2 musim. Musim panas dan musing hujan. Sedangkan negeri ginseng memilki 4 musim. Kali ini bertepatan dengan musim semi. Salju juga mulai turun. Airin menimang-nimang jaket itu. Bahkan jaket itu lebih tebal dan lebih hangat dari miliknya. Mungkin ia tak akan melepasnya lagi. Karena udara dingin di sini benar-benar membekukan daripada di Indonesia.

Airin dan teman-temannya menemuka sebuah apartemen, Mereka bisa menyewa dengan beberapa won saja, karena apartemen itu terlihat sederhana. Apartemen itu terletak di daerah Gwangju, Seoul bagian selatan. Sebenarnya, Gwangju merupakan kota metropolitan. Tapi sedikit heran juga, karena di sana terdapat apartemen yang lebih murah dari yang mereka bayangkan. 

Airin hanya memandangi jaket itu. Ia benar-benar bingung, kenapa tiba-tiba membawa jaket orang lain dan bukan jaket miliknya. Jelas-jelas dia hapal warnanya. Lelaki itu juga, apakah dia tak sadar sudah membawa jaketnya.

"Ada namanya, Rin," ucap Frida setelah melihat keseluruhan jaket musim semi itu. Jaket itu juga dari merek ternama, seperti yang pernah ia lihat. Merek ini yang pernah dipromosikan oleh Lee Min Ho. 

"L.T.Hee, apa namanya Lee Tae Hee," tebak Kiara. 

"Bukan Hwang Tae Hee, kan?" ucap Airin sebal. Namanya persis seperti tokoh yang diperankan oleh aktor idolanya dalam drama keluarga ojakgyo brother, Airin sangat menyukainya, jadi dia hapal mati nama itu. Meski dia masih menonton cuplikan-cuplikannya saja. 

"Ada selembar kertas, ini sih alamat di daerah sini juga," sergah Kiara yang sudah lancar membaca hangul. Kiara adalah salah satu teman yang cerdas yang dimilki Airin. Tidak heran Kiara bisa mencarikan apartemen yang murah, membawanya jalan-jalan di tempat yang tepat dan tahu makanan yang boleh dan tidak dibolehkan selama di sini.

"Kau akan mengembalikannya?" 

"2 minggu lagi," jawab Airin yakin. Dia akan mengembalikan jaket itu setelah 2 minggu berada di korea. Untuk beberapa hari ini ia akan menikmati perjalanannya ke negeri ginseng ini. Tak ada waktu untuk mencari lelaki yang salah membawa jaketnya. Kalau sedaerah pasti akan mudah menemukannya.

***
Cheongdamgdong.

"Hyung, kau bawa jaket perempuan," ucap Lee tae pil saat kakaknya sampai di rumah. Harunya tujuan utama Tae Hee bukan Cheongdamdong, bukan ke rumahnya, ia memilki seabreg aktivitas. Dia tak bisa membatalkannya secara mendadak. Tapi karena alamat dan nomor teleponnya hilang digantikan dengan jaket perempuan, maka tak ada yang bisa dilakukan kecuali pulang kembali. Kalau bukan karena Kim Na Ra, yang tiba-tiba membuatnya khawatir, dia pasti sudah pergi ke Gwangju. 

"Ini tertukar sewaktu di bandara menjemput Kim Na Ra," ungkapnya. Tae Hee memandang jaket  perempuan itu dengan wajah kesal. Jaket itu bahkan tak memberi kehangatan di udara dingin seperti ini. Bahkan ketika dia memakainya sekali pun, dia akan tetap kedinginan.

Seingatnya tadi di bandara, Tae Hee menaruh jaketnya asal-asalan dan membawa pulang jaket itu juga asal-asalan. Dia mengambilnya tanpa melihat. Bahkan perempuan yang tadi di sampingnya. Hnya membawa pergi jaketnya setelah mendapat panggilan dari temannya yang entah bahasa dari planet mana. Bahasa asing yang digunakannya bahkan lebih aneh dari bahasa alien. Menurut pendengarannya. 

"Ini pertanda bagus, Hyung."

"Diamlah, aku sedang berpikir bagaimana cara mengembalikan jaket itu ke tempat asalnya," jelas Tae Hee. Di tak akan mau membawa barang yang bukan miliknya. 

Bagaimana mungkin perempuan berwajah asing itu ceroboh sekali mengambil barang orang lain. Harusnya sejak pertma kali melihat kalau ada kesalahan dalam mengambil jaketnya, harusnya dia bisa kembali. Paling tidak dia akan mengembalikan ke alamat yang ia tuju di jaket itu. Tae Hee ingat bahwa di saku bajunya ada alamat dan nomor telepon yang belum sempat disalinnya ke telepon selulernya. Semoga saja Hyungnya, pelatih vokalnya akan menghubunginya. 

Ini adalah training terakhinya. Dia akan debut setelah mendapatkan training vokal di tempat komposer, penulis lagu dan penyanyi ternama milik agensinya. CM Entertainment, adalah agensi yang menauginya. 

Hallyu wave bukan hanya menyebar di korea, tetapi juga di luar negeri. Lee Tae Hee juga ingin meramaikan layar lebar dan layar kecil dengan kehadiran dirinya. Paling tidak meski dia masih akan debut solonya, dia juga ingin bisa bermain drama.

CM Entertainment adalah sebuah agensi yang menaungi beberapa penyanyi dan aktor di korea selatan. Pertama kali menerima kontrak untuk training adalah ketika ada audisi terbuka di daerah Gwangju. Pada saat audisi itu, Tae Hee terpilih menjadi pemenang pertama. Karena suaranya yang memukau. Tapi dia juga masih harus mengikuti training sebelum siap terjun ke media televisi. Tae Hee juga memiliki rahasia yang tersembunyi jika dia bisa tampil di televisi nanti.

"Hyung, kalau debut nanti traktir aku minum," 

"Tapi bukan soju atau bir, kau masih belum dewasa. Kau tahu bahkan kakak tidak minum," ucapnya. Tae Hee sangat mencintai adiknya. Di rumah ini hanya ada adiknya dan dirinya meski pun ketika ditinggal training, Tae pil harus sendirian. Tae Hee juga masih menyelesaikan studinya meski kadang-kadang pulang dari asrama yang sudah disediakan agensinya. Mungkin setelah debutnya nanti dia akan pindah lagi ke apartemen. Untuk kali ini dia akan membawa adiknya.

Malam ini Tae Hee bahkan sulit memejamkan matanya. Ia benar-benar berpikir untuk mengembalikan jaket perempuan yang salah diambilnya. Besok ia akan ke tempat pelatihan vokal. Tadi dia sudah dihubungi oleh pihak CM Entertainment dan akan melatihnya mulai besok. Kemungkinan dalam waktu 2 minggu lagi dia akan bisa debut. 

Hanya ada waktu 2 minggu dan semua masalahnya akan diatasi. Dia akan segera debut dan merasakan panggung yang sebenarnya. Semoga dalam waktu 2 minggu ini tak ada kesalahan yang merusak nama baiknya. Dia tak pernah berpikir kalau waktu pertama kali debut terus terjadi hal-hala yang buruk. Karena dia amat ragu, bagaimana pun dia tak akan membiarkan nama baiknya jatuh di pemutaran video pertamanya serta konser perdananya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar