Rabu, 05 Desember 2012

Choice


Bicara tentang pilihan, entahlah aku seperti orang yang tak memiliki tujuan hidup. Mendengarkan saran dan aku menurut saja. Jika aku sudah lulus dari kampus ter-sialan ini, aku ingin ke mana? Apa menetap di Jember saja dan ngekost di kosan yang menurut keuanganku terbilang "Mahal" itu dan baru aku tempati bulan depan. Orang tua menyuruh pulang. Seakan pulang kampung adalah pilihan tepat sedunia, aku menolak pulang dengan alasan yang aku merasa masuk akal sedunia, aku tak ingin mendengar gosip tak sedap dari tetangga  yang mulutnya gak pernah disekolahkan itu. Mereka menuntut, menyuruh dan mengatur orang yang bahkan tidak disekolhkannya. Aneh kan?? 

Bicara tentang "Teman", mungkin mereka beranggapn lebih baik menetap sambil nyari2 kerjaan karena mereka sudah berpengalaman. Bicara tentang pengalaman. Aku bahkan tak punya pengalaman, mahasiswa yang skripsinya terancam gak selesai2 dan ipk yang gak bisa dibilang bagus ini, mungkin sebaiknya menuruti saran dari yang berpengalmn bahkan orang yang terbilang "hebat" itu. 

Tapi kok aku merasa menecewakan orang yang selama ini memberiku kehidupan,  karena beliau sudah banting tulang. Haruskah aku mengikuti orang yang berpengalaman yang lebih akan merepotkannya lagi, daripada mengikuti orangtua yang memberikan segalanya. Orang tua mudah saja menuruti keinginan anaknya, membolehkana aku tidak di rumah dan munngkin jadi calon pengngguran di kota orang. Tapi aku kepikiran permintaan dari ayahku. 



Bagaimana harusnya jika jadi aku?

Wajah VS Merek Terkenal


Kali ini ingin mencatat hasil dari kekesalan yang terjadi beberapa jam yang lalu. Ngomong-ngomong apa hubungannya wajah sama merek terkenal? Hello...orang sedunia ini ada yang jelek dan ada yang tampan. Coba kalo gak ada yang jelek pasti kamu gak bakalan menerima predikat cantik or tampan. Masalah merek, hellloww...setiap orang punya hak untuk memiliki barang yang dia suka dan duit-duitnya dia. Soal wajahnya yang menurut pnedapat si cantik itu---sengaja tidak pakai "ini" karena tidak menunjukkan "aku", malah aku yang ikutan panas karena melihat orang mengkotak-kotakkan rupa.  Masalah wajah yang cantik dan jelak. Itu urusan Tuhan, Allah yang menciptakan semua itu. Jadi gak ada yang gak bermerek harus oplas demi kepentingan memegang merek terkenal.

Sumpah dehh. Aku jadi membayangkan bagaimana jika dia wajahnya jadi buruk rupa, apa masih akan tetap menghina manusia yang jelek di seluruh dunia ini? Gimana mau menghina kalau dirinya sudah jelek, Tapi Allah masih baik dan tetap menjaga wajah anda yang sangat cantik itu. Mentang-mentang orang cantik terus menjadikan "menghina" itu sesuatu yang wajar. Aneh sekali dehhh....dan gak masuk akal sedunia. Kenapa gak takut karma ya? 

Oia bahkan dalam hal cinta pun pikirannya masih dipenuhi dengan kesempurnaan fisik, itu sihh terserah lo sebenarnya, tapi apa tak pernah terpikirkan jika semua itu tetap berlanjut maka yang anda dapatkan ya "wajah gantengnya" aja. Emang mau si ganteng ngasih hatinya? itu sih 1 dari 1000 dan kebanyakan hanya dibuat mainan. Karena selama pikiran masih begitu ya hanya orang seperti itu yang dia dapat. 

Rabu, 28 November 2012

Lomba Menulis Nusantara


Kemenparekraf bekerjasama dengan NulisBuku.com & Plot Point mengadakan kompetisi menulis Tulis Nusantara 2012 - dengan tema: Menangkap ragam cerita hidup di Indonesia. Kategori penulisan:
  • Fiksi Cerpen
  • Fiksi Puisi
  • Non-Fiksi
HadiahFiksi Cerpen. Juara I: Rp 20.000.000, Juara II: Rp 15.000.000, Juara III: Rp 10.000.000.Fiksi Puisi. Juara I: Rp 10.000.
000
, Juara II: Rp 7.500.000, Juara III: Rp 5.000.000.Non-Fiksi. Juara I: Rp 20.000.000, Juara II: Rp 15.000.000, Juara III: Rp 10.000.000. 

3 buku kumpulan fiksi dan non-fiksi hasil kompetisi Tulis Nusantara 2012 akan diterbitkan secara major!

Cara berpartisipasi
  1. Menulis sesuai tema 'Menangkap Ragam Cerita Hidup di Indonesia' dalam bentuk puisi, cerpen (Fiksi) maupun cerita nyata (Non-Fiksi) yang memotivasi pembaca untuk mengetahui lebih banyak tentang keragaman di Indonesia dan mempromosikan baik ke dalam maupun luar negeri.
  2. Untuk cerpen (fiksi) dan cerita nyata (Non-Fiksi), panjang tulisan 5-9 halaman A4 dengan 1,5 spasi, Font Times New Roman, ukuran 12 pt.
  3. Kirimkan naskah beserta data diri (berupa attach files, bukan di body e-mail): Nama, Alamat, No. handphone, No. KTP, Twitter account (Jika ada), Alamat facebook (Jika ada), ke alamat email: tulisnusantara@gmail.com dengan format subject email: [Kategori] - [Judul tulisan]. Contoh: Non-Fiksi - "Cerita dari Banyuwangi"
  4. Follow & mention akun Twitter @tulisnusantara untuk mempromosikan tulisan yang telah dikirim dengan hashtag #TulisNusantara
  5. Periode lomba: mulai dari 17 November 2012 hingga 15 Desember 2012, naskah diterima paling lambat jam 23:59 WIB pada tanggal 15 Desember 2012.
  6. Pengumuman pemenang & penyerahan hadiah akan dilakukan pada tanggal 22 Desember 2012 (Awarding Night).
Syarat Umum
  1. Peserta adalah warga negara Indonesia
  2. Usia peserta dibatasi minimal 17 tahun ke atas sesuai dengan identitas di Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  3. Naskah ditulis dengan bahasa Indonesia
  4. Naskah harus karya asli (sebagian atau seluruhnya), juga bukan terjemahan atau saduran
  5. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik dan online dan tidak sedang diikutsertakan sayembara lain.
  6. Peserta diperbolehkan mengirimkan maksimal 1 naskah terbaiknya untuk setiap kategori.
  7. Naskah yang dikirim menjadi milik panitia penyelenggara, dengan hak cipta tetap pada penulis.
  8. Hak untuk mempublikasi tulisan ada di penyelenggara kompetisi.
  9. Naskah yang tidak sesuai dengan persyaratan tidak akan disertakan dalam proses penjurian.
  10. Dewan juri akan memilih 10 naskah terbaik (Juara I, II, III dan 7 nomine) yang akan dibukukan dalam buku antologi pemenang.
  11. Penyelenggara kompetisi berhak mengganti judul dan menyunting, tanpa mengubah isi
  12. Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak ada surat menyurat  

Resensi novel "Catatan Musim"


Penulis: Tyas Efendi
Penerbit : Gagasmedia
-
-
-

Sinopsis:

Aku tak ingin menganggapnya sebagai cerita paling sia-sia. 

Anggap saja ini adalah lembar penutup catatan senja. Berpita manis seperti boneka berdasi yang terlukis di cangkir teh kita.

Mungkin kau hanya bunga trembesi yang datang dari masa perbungaan raya. Menyinggahi penghujanku yang menderas memenuhi janji kemaraunya. Kau hanya setitik di antara ribuan tetes, seserpih di antara hamparan es, sepucuk yang baru bersemi menemani embun dini tadi. Sedangkan aku, terus menjadi musim yang berlari di sayap waktu; menerka isi hatimu, menantinya terbuka untukku. 

Musim akan tetap bergulir, dan aku terus menunggumu hadir, meski harus menjemput ke belahan bumi yang lain.

===========
Jadi begini ceritanya. Awalnya aku emang sudah niat beli novel ini karena sudah menarik saat membaca sinopsisnya. Tapi berhubung nggak ada yang dibuka plastiknya, aku tinggalin dehh. Pas datang lagi setelah dicari yang terbuka eh ada nahh pas baca awalnya itu sudah jatuh hati banget. So, aku jadi beli deh. 

Basa-basinya udahan. Novel ini menceritakan tentang Gema Agasta dan Tya Mahani. Awal baca namanya Tya, aku sudah menduga pasti ada hubungannya dengan pohon mahoni. Dan tepat, ada hubungannya. Ini menceritakan kisah cinta Tya dan Gema. Mereka bertemu di tempat berteduh yang sama. Menunggu hujan reda. Dari situlah kisah cintanya berawal. Selanjutnya mereka selalu bertemu karena satu kampus. Gema ini juga ntar punya penyakit kanker yang menyebabkan kakinya diamputasi sehingga menghindari Tya. Gema kuliah di Lille, Kota kecil di prancis nahh di sana mereka bertemu lagi. Selanjutnya....baca sendiri ya.

Jadi, aku suka banget sama ceritanya. Novel ini benar-benar memukau. Padahal baca awalnya ingin tidur terus saking slownya. Eh lama-lama nggak bisa tidur. Itu aja dehh...

ValenTina


Menghadiri sebuah acara atau semacam pesta ulang tahun bukanlah kebiasaan Tina, bukan karena kesulitan memilih dress tetapi lebih dari itu. Dia tak bisa berhadapan dengan orang banyak. Mungkin hari ini pengecualian, karena yang berulang tahun adalah sahabatnya. Tina sulit beradaptasi dengan keramaian, karena dia terbiasa di rumah dengan fasilitas yang memadai, dan yang membuatnya tak harus keluar rumah adalah dia tidak sekolah di luar tetapi home schooling. Sehingga sekarang dia tak memiliki kemampuan beradaptasi. Jadi, yang dilakukannya selama di rumah sahabatnya adalah diam. Memandang segala yang terlihat di matanya, karena ulang tahun temannya kali ini mengusung konsep garden party sehingga taman yang tadinya biasa saja kini disulap menjadi luar biasa.
“Tin, lo kok diem di situ sih,ke sini dong, gue mau kenalin lo sama temen-temen,” ucap Rika yang mungkin sejak tadi mencari keberadaannya. Sedangkan Tina kini masih menghadap kolam renang dan duduk di kursi kayu berwarna coklat di depan kolam tersebut.
“Ya, sebentar lagi gue ke sana,” ujar Tina yang masih memandang gemerlapan lampu di kolam itu.
Special itulah kata yang tepat untuk menggambarkan ulang tahu ke-17 sahabatnya kali ini. banyak sekali teman-teman sekolah Rika yang datang, mereka tampak bahagia. Wajah-wajah tulus mereka terlihat meski lampu taman tak terlalu terang. Tina juga ingin memiliki teman banyak seperti Rika.
Rika malam ini tampak manis, dia memakai gaun  selutut yang berbahan chiffon, rambutnya diurai dan riasannya sederhana. Gaun tanpa lengan itu tampak cantik menghiasi tubuh mungilnya. Rika benar-benar bahagia di pesta ulang tahunnya. Suara membahana terdengar dari para undangan yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Rika. Bahagia mungkin itu yang kini dirasakannya, mungkin karena kehadiran banyak tamu undangan yang merupakan teman sekolahnya.
“Sendiri?” tanya seseorang yang belum dikenal oleh Tina,mungkin itu teman Rika, pikirnya. Dia tampak gagah, mungkin berumur sektar 18 tahun atau mungkin sama.
Lelaki yang memakai tuksedo, berwajah cerah dengan potongan rambut ala Damon Salvator itu tampak keren. Tina memandang lekat ke mata itu, tak ada yang special di matanya, hanya saja dari matanyalah Tina bisa melihat kepercayaan. Bagaimana seseorang yang baru dikenalnya tulus dan apa adanya. Mata adalah cermin dari ketulusn dan airmata adalah wujudnya.
“Iya, gue nggak  suka keramaian,” ujar Tina
“Nama gue Valennatan, panggil aja Valen,” ucap Valen seraya memberikan tangan kanannya.
“Tina,” ucap Tina sambil menjabat tangan Valen sebagai bentuk perkenalan.
Pertemuan pertama selalu indah, menyenangkan dan mengejutkan karena aka nada banyak hal yang akan membuat seseorang itu bertemu kembali. Entah dengan cara apa dan bagaimana. Tina tersenyum dan duduk di kursi bercat coklat itu bersama Valen. Sama-sama memandangi suasana taman yang penuh keramaian. Rika yang begitu bahagia Karena di ulang tahun ke-17 nya ini semua teman-temannya datang untuknya. (*)

Hidup Yang Kupesan

Seandainya sebelum terlahir di dunia ini kita boleh memesan kehidupan, aku ingin terlahir sebagai orang kaya, memiliki kehidupan yang sempurna. Tapi hidup yang sebenarnya bukan seperti itu. Allah memiliki rencana kehidupan yang terbaik untuk kita. Setiap cobaan yang Allah berikan pasti kita bisa melaluinya karena itu disesuaikan dengan keadaan kita.

Manusia diciptakan untuk beriman kepada Allah dan semakin besar cobaan yang Allah berikan akan memperbesar keimanan kita. Jika pada setiap cobaan kita hanya mengeluh, tidak sabar, marah pada Allah dan mengutuk kehidupan. Lantas kalau sudah begitu apa yang didapat? Hanya rasa iri hati, merasa kurang dan perasaan negatif lainnya.

Mungkin ini fenomena yang baru aku temukan. Apa masih banyak lagi yang marah pada Allah? Marah pada sang pencipta yang sudah menciptakan manusia dengan sempurna. Aku tak tahu kenapa aku tiba-tiba merasa jadi bijak? bukankah aku yang dulu tidak seperti ini. Aku terlahir sebagai orang yang bodoh tapi sampai kapan pun aku akan merasa bersyukur karena aku tak pernah sampai marah lantas meninggalkan sang pencipta. Semoga Allah tetap memberikan kesabaran dan keimanan agar aku tak sampai melakukan hal yang dilarang.




*Jember.

Selasa, 27 November 2012

Caraku mencintaimu

Apa kau menarik? Kau hanya membuatku cemburu setiap saat. Lihatlah betapa mesranya kau dengan pasanganmu, sementara aku di sini hanya melihatmu, melihat setiap status terbarumu. Membaca puisi-puisimu bahkan menyukai semua yang kau tulis. Aku begitu merindukanmu. Tapi aku tak bisa apa-apa selain diam dan melihatmu dalam kebahagiaan. Aku senang kau bahagia maka berbahagialah saat aku sudah kau hapus dalam pikiranmu.

Aku memang tak pernah masuk dalam pkiranmu. Tapi kau tiap detik membuat jantungku berdebar. Aku harus bagaimana? apakah menyatakan cinta lagi? menangis dan didengarkan oleh lagi? atau mengemis? aku bukan pengemis cinta walau aku mencintaimu seperti ini. Bila kau sudah bahagia apakah aku harus merusak kebahagiaanmu? bukankah itu tidak etis dan egois sekali. Aku tak akan melakukan itu. Aku akan bahagia untukmu. Jika kau bahagia aku akan ikut bahagia <3

Gaun


Rena memandangi gaun pengantin yang ada di depan lemarinya, masih rapi, wangi baru itu masih menyengat di hidung. Tapi gaun itu adalah kenangan utuhnya bersama Rian. Dalam gaun itu ada janji-janji Rian yang belum tertunaikan. Sedangkan Rena tak mungkin memakai gaun itu jika tak ada pesta pernikahan.
Gaun pengantin berwarna putih itu seolah memandangi Rena, apa mungkin ada harapan agar gaun itu dipakainya? Tapi untuk acara apa? tak ada pesta pernikahan lagi, Rian belum juga kembali. Bagaimana mungkin Rena memakainya tanpa sepengetahuan Rian. Hati kecil Rena pun sudah tak sabar ingin mencoba mengenakan gaun bermoif bunga itu. hanya sekedar mencobanya, karena sejak gaun itu berada di rumahnya, dia tidak dibolehkan memakainya kecuali pesta itu telah datang.
“Apa kau tak ingin memakai aku?” sapa suara di antara gaun putih yang menghadap ke lemari kacanya. Apa ada seseorang di sini? Apa Rena tidak sedang berhalusinasi? Entahlah. Tapi gaun  itu seolah bicara padanya.
Rena belum ada hak untuk memakai gaun tanpa lengan itu, gaun itu terlalu indah untuk perempuan seperti dirinya. Mungkin hanya orang kaya saja yang pantas memakai gaun pengantin semewah itu. Rena kembali lagi ke tempat tidurnya, sambil memandangi gaun itu dan keindahannya. Gaun simple warna putih, motif bunga dan katanya dibeli di perancis itu tampak anggun. Tapi Rena masih memikirkan banyak hal.
“Hai, pakailah, kau akan tampak cantik,” suara itu kembali mengganggunya, Rena yakin dia sedang tidak berhalusinasi. Apa mungkin dia memiliki penyakit skizofrenia? Tidak. Seingatnya dia tidak memilikinya. Tapi jika sampai dia merasa mendengar, melihat dan membaui sesuatu yang bukan dari kehidupan nyata, maka dia pasti memiliki gejala itu. tapi dia masih normal. Apa mungkin dia tidak bisa bergaul dengan orang lain? kehidupan sosialnya baik-baik saja seingatnya. Rena dipenuhi dengan banyak tanda tanya. Semua karena gaun ini yang sejak tadi membuatnya memikirkan banyak hal.
“Kau harus memakainya!” ucapnya lagi dan kali ini tampak ketus.
Seketika tanpa sadar Rena sudah meraih gaun itu dan memakainya. Maka tampaklah di dalam cermin. Dirinya dalam balutan gaun sempurna itu. rasanya dia tidak ingin melepas lagi. Gaun ini terlalu nyaman dan terlalu cantik. Di dalam kaca itu terlihat seperti bukan dirinya. Apa mungkin ada orang lain lagi? Saat Rena sadar bahwa yang berada di dalam kaca itu bukan pantulan dirinya. Tiba-tiba angin berhembus kencang, jendela kamar tiba-tiba menutup rapat karena hembusan angin itu dan yang lebih tak bisa dimengerti lagi. Ada sayap yang tiba-tiba muncul dalam diri Rena, mungkinkah efek dari gaun ini? entahlah dan Rena sudah tak sadarkan diri.
***
“Aku di mana?” ucap Rena ketika sudah tersadar dari tidurnya. Bahkan Rena tidak tahu sejak kapan dia tertidur dan seakan sudah beristirahat dengan nyaman. Rasanya tempatnya lebih nyaman dibanding rumahnya.
“Sudah bangun?” itu adalah suara yang sangat dikenal Rena.
Setelah dia sadar dan memandangi tempat yang membuatnya nyaman. Sangat indah. Taman penuh bunga. Dan matanya menerawang ke taman mawar putih. Ini seperti janji Rian untuk membawanya ke taman yang serupa dengan ini. tapi di mana dia sebenarnya? Apa tempat ini tak bisa ditemukan orang lain? tempat ini hanya hamparan bunga. Tapi tak terkena sinar matahari sama sekali. sangat aneh.
Setelah dikejutkan dengan hamparan bunga mawar putih, Rena memandangi kamar yang dipakainya beberapa jam yang lalu. Hiasan kamar ini persis seperti yang diinginkannya. Dia ingin jika nanti menikah dengan Rian, kamarnya harus dipenuhi dengan mawar merah dan di tempat tidurnya ada taburan bunga saat malam pertama. Tiba-tiba tangannya sudah memegang bunga yang sepertinya sudah ditabur itu. Persis seperti keinginannya.
“Rian, kau di mana?” tanya Rena setelah tersadar dari semua hal yang diingatnya. Semua janji itu benar-benar dipenuhi oleh Rian.
“Aku harus pergi,” ucap Rian setelah memandangi Rena untuk beberapa menit. Entah kenapa Rian sangat berbeda. Biasanya dia akan menatap Rena hanya beberapa detik sebelum dia pergi. Tapi kali ini, dia benar-benar berbeda.
“Pergi ke mana? Kau tak ingin mengajakku?” tanya Rena beruntun.
“Tidak. Kau tidak boleh ikut denganku. Berbahagialah,” pamit Rian.
Saat itu tiba-tiba kabut mengelilinginya. Rena mencari-cari Rian, tapi tak ada gunanya. Dia sudah jauh meninggalkannya. Rena menangis sejadi-jadinya. Air matanya tumpah tapi Rian tetap tak akan datang. dia tak akan pernah kembali. Setelah beberapa menit Rena sudah kembali tertidur.
***
“Rena, kau sudah bangun,” suara Tante Marina membangunkannya.
“Iya, tante, kenapa?” tanya Rena sembari bangun dari tidurnya. Belum sempat dia mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, tante Marina sudah menangis dan memeluknya.
“Rian…dia, kecelekaan dan meninggalkan kita semua,” ucap Tante Marian masih dengan menangis. Sementara Rena masih belum percaya kalau semua itu terjadi.
“Tidak mungkin Tante, tadi malam Rena ketemu dengan Rian,” sanggah Rena.
“Sungguh, Ren, kamu harus percaya.”
“Tapi, dia sudah datang dan membawaku ke pesta pernikahan yang indah. Lihatlah tante, aku sudah memakai gaun ini.”
“Tidak, Ren,”
Perlahan-lahan air mata Rena kembali mengalir. Rumah ini kini dibanjiiri oleh air mata atas kepergian Rian. Tapi Rena tak akan meminta apa-apa lagi pada Rian, janji itu sudah dipenuhinya tadi malam. Dia sudah datang dalam mimpinya dan membuatnya bahagia. Dialah lelaki yang paling hebat, seandainya Tuhan tak mengambilnya lebih dulu darinya.
***
Belum genap tujuh hari kematian Rian, tiba-tiba ada seorang yang mengantarkan seratus mawar merah untuknya. Selain itu ada lampiran surat untuknya yang tak pernah diduga. Semuanya seperti kejutan hanya untuk membahagiakannya.

To: Rena
Di jalan ini ada taman bunga yang sudah aku beli untukmu. Aku sudah merawatnya agar kelak ketika kau ke sana, kau sudah melihat taman bunga seperti impianmu. Jika kau balik kertas ini, maka kau akan menemukan peta di mana tempat itu. hanya untukmu. Semoga kau bahagia. Jika kau bahagia maka aku akan bahagia. Tersenyumlah agar dunia juga tersenyum untukmu.
Kekasihmu, Rian.



The End

Minggu, 25 November 2012

Jumat, 23 November 2012

November giveaway


Teman-teman ikutan  GIVEAWAYnya  RAMU RAMO RAME  yuuuk !
Caranya gampaaaang banget ….

1.       Like Fans Page 3R
2.       Follow  Blog 3R
3.       Follow twitter 3R
4.       Jangan lupa share info tentang giveaway ini di facebook, twitter  atau blog teman-teman  ya.

Aturan mainnya....

Jika hanya melakukan 1 dari 4 point, berhak  diikutkan dalam 1 kali pengundian
Jika melakukan 2 dari 4 point, berhak  diikutkan dalam 2 kali pengundian
Jika melakukan 3 dari 4 point, berhak  diikutkan dalam 3 kali pengundian
Jika melakukan 4 point, berhak  diikutkan dalam 4 kali pengundian

Hadiah apa aja ya...hihihi

 Voucher  dari Krang Kring CafĂ© untuk 2 orang pemenang 
masing-masing senilai  Rp. 60.000,- dan Rp. 40.000,-

Kaos Ramu Ramo Rame

 Bros Sulam dari Kawakib Craft

Jangan lupa tulis link kalian di posting ini ya…
Giveaway ini akan ditutup tanggal 30 November 2012, jam 21:00 WIB
Jangan sampai kelewat ya ^_^

Jumat, 20 Juli 2012

Ruindu Pada Pelabuhan Hatiku

Hati yang merindukanmu, serupa angin yang meniupkan berjuta hembusan tanpa batas waktu

Rindu yang singgah di dalam hatiku, inginku katakan...tapi tak mampu kuucapkan

Mulutku terkunci, tubuhku membeku menatap matamu. Ingin kukatakan aku rindu

Hari ini kaulah pelabuhan hati itu. Ijnkan kau kudekap meski hatimu tak bertaut padaku

Ijinkan kutatap meski matamu tak singgah ke mata yang menatapmu


Sabtu, 24 Maret 2012

ASUS Padfone Segera Sambangi Pasar Indonesia


ASUS PadfoneASUS Padfone
Persaingan smartphone Android sepertinya semakin sengit saja, setiap vendor semakin gencar melakukan ekspansi pasar dengan menghadirkan perangkat Android terbaru. Tak hanya sisi teknologi, konsep disain yang ditawarkannya pun kian inovatis, seperti garapan ASUS.

Adalah Padfone, dimana tampil ala smartphone biasa namun bisa dikolaborasikan dengan beberapa ‘aksesoris’ hingga mampu bertindak sebagai tablet maupun netbook. Perangkat inisudah pernah diinformasikan oleh PULSAonline, saat ASUS memperkenalkannya secara resmi ke hadapan publik di ajang CES 2012 awal Januari lalu.

Kini menurut informasi perngkat tablet ponsel ini akan segera menyambangi pasar Indonesia, yang rencananya mask pada Q2 tahun ini. Malahan tak hanya Padfone, tapi juga tablet ASUS seri Transformer.

Padfone hadir dengan sistem operasi Android 4.0 Ice Cream Sandwich. Menariknya, kedepannya dijanjikan bisa diperbaharui untuk OS Android terbaru, Jelly Bean.

Sayang, informasi terkait harga dari Padfone belum diketahui. Yang pasti, dengan hadirnya Padfone nanti peta persaingan smartphone dan tablet bakal kian memanas, saling berkompetisi penuh.