Menghadiri
sebuah acara atau semacam pesta ulang tahun bukanlah kebiasaan Tina, bukan
karena kesulitan memilih dress tetapi
lebih dari itu. Dia tak bisa berhadapan dengan orang banyak. Mungkin hari ini
pengecualian, karena yang berulang tahun adalah sahabatnya. Tina sulit
beradaptasi dengan keramaian, karena dia terbiasa di rumah dengan fasilitas
yang memadai, dan yang membuatnya tak harus keluar rumah adalah dia tidak
sekolah di luar tetapi home schooling.
Sehingga sekarang dia tak memiliki kemampuan beradaptasi. Jadi, yang
dilakukannya selama di rumah sahabatnya adalah diam. Memandang segala yang
terlihat di matanya, karena ulang tahun temannya kali ini mengusung konsep garden party sehingga taman yang tadinya
biasa saja kini disulap menjadi luar biasa.
“Tin, lo kok
diem di situ sih,ke sini dong, gue mau kenalin lo sama temen-temen,” ucap Rika
yang mungkin sejak tadi mencari keberadaannya. Sedangkan Tina kini masih
menghadap kolam renang dan duduk di kursi kayu berwarna coklat di depan kolam
tersebut.
“Ya, sebentar
lagi gue ke sana,” ujar Tina yang masih memandang gemerlapan lampu di kolam
itu.
Special itulah
kata yang tepat untuk menggambarkan ulang tahu ke-17 sahabatnya kali ini.
banyak sekali teman-teman sekolah Rika yang datang, mereka tampak bahagia.
Wajah-wajah tulus mereka terlihat meski lampu taman tak terlalu terang. Tina
juga ingin memiliki teman banyak seperti Rika.
Rika malam ini
tampak manis, dia memakai gaun selutut
yang berbahan chiffon, rambutnya
diurai dan riasannya sederhana. Gaun tanpa lengan itu tampak cantik menghiasi
tubuh mungilnya. Rika benar-benar bahagia di pesta ulang tahunnya. Suara
membahana terdengar dari para undangan yang menyanyikan lagu selamat ulang
tahun untuk Rika. Bahagia mungkin itu yang kini dirasakannya, mungkin karena
kehadiran banyak tamu undangan yang merupakan teman sekolahnya.
“Sendiri?” tanya
seseorang yang belum dikenal oleh Tina,mungkin itu teman Rika, pikirnya. Dia
tampak gagah, mungkin berumur sektar 18 tahun atau mungkin sama.
Lelaki yang
memakai tuksedo, berwajah cerah dengan potongan rambut ala Damon Salvator itu
tampak keren. Tina memandang lekat ke mata itu, tak ada yang special di
matanya, hanya saja dari matanyalah Tina bisa melihat kepercayaan. Bagaimana
seseorang yang baru dikenalnya tulus dan apa adanya. Mata adalah cermin dari
ketulusn dan airmata adalah wujudnya.
“Iya, gue nggak suka keramaian,” ujar Tina
“Nama gue
Valennatan, panggil aja Valen,” ucap Valen seraya memberikan tangan kanannya.
“Tina,” ucap
Tina sambil menjabat tangan Valen sebagai bentuk perkenalan.
Pertemuan pertama
selalu indah, menyenangkan dan mengejutkan karena aka nada banyak hal yang akan
membuat seseorang itu bertemu kembali. Entah dengan cara apa dan bagaimana.
Tina tersenyum dan duduk di kursi bercat coklat itu bersama Valen. Sama-sama
memandangi suasana taman yang penuh keramaian. Rika yang begitu bahagia Karena
di ulang tahun ke-17 nya ini semua teman-temannya datang untuknya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar