Rabu, 28 November 2012

ValenTina


Menghadiri sebuah acara atau semacam pesta ulang tahun bukanlah kebiasaan Tina, bukan karena kesulitan memilih dress tetapi lebih dari itu. Dia tak bisa berhadapan dengan orang banyak. Mungkin hari ini pengecualian, karena yang berulang tahun adalah sahabatnya. Tina sulit beradaptasi dengan keramaian, karena dia terbiasa di rumah dengan fasilitas yang memadai, dan yang membuatnya tak harus keluar rumah adalah dia tidak sekolah di luar tetapi home schooling. Sehingga sekarang dia tak memiliki kemampuan beradaptasi. Jadi, yang dilakukannya selama di rumah sahabatnya adalah diam. Memandang segala yang terlihat di matanya, karena ulang tahun temannya kali ini mengusung konsep garden party sehingga taman yang tadinya biasa saja kini disulap menjadi luar biasa.
“Tin, lo kok diem di situ sih,ke sini dong, gue mau kenalin lo sama temen-temen,” ucap Rika yang mungkin sejak tadi mencari keberadaannya. Sedangkan Tina kini masih menghadap kolam renang dan duduk di kursi kayu berwarna coklat di depan kolam tersebut.
“Ya, sebentar lagi gue ke sana,” ujar Tina yang masih memandang gemerlapan lampu di kolam itu.
Special itulah kata yang tepat untuk menggambarkan ulang tahu ke-17 sahabatnya kali ini. banyak sekali teman-teman sekolah Rika yang datang, mereka tampak bahagia. Wajah-wajah tulus mereka terlihat meski lampu taman tak terlalu terang. Tina juga ingin memiliki teman banyak seperti Rika.
Rika malam ini tampak manis, dia memakai gaun  selutut yang berbahan chiffon, rambutnya diurai dan riasannya sederhana. Gaun tanpa lengan itu tampak cantik menghiasi tubuh mungilnya. Rika benar-benar bahagia di pesta ulang tahunnya. Suara membahana terdengar dari para undangan yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Rika. Bahagia mungkin itu yang kini dirasakannya, mungkin karena kehadiran banyak tamu undangan yang merupakan teman sekolahnya.
“Sendiri?” tanya seseorang yang belum dikenal oleh Tina,mungkin itu teman Rika, pikirnya. Dia tampak gagah, mungkin berumur sektar 18 tahun atau mungkin sama.
Lelaki yang memakai tuksedo, berwajah cerah dengan potongan rambut ala Damon Salvator itu tampak keren. Tina memandang lekat ke mata itu, tak ada yang special di matanya, hanya saja dari matanyalah Tina bisa melihat kepercayaan. Bagaimana seseorang yang baru dikenalnya tulus dan apa adanya. Mata adalah cermin dari ketulusn dan airmata adalah wujudnya.
“Iya, gue nggak  suka keramaian,” ujar Tina
“Nama gue Valennatan, panggil aja Valen,” ucap Valen seraya memberikan tangan kanannya.
“Tina,” ucap Tina sambil menjabat tangan Valen sebagai bentuk perkenalan.
Pertemuan pertama selalu indah, menyenangkan dan mengejutkan karena aka nada banyak hal yang akan membuat seseorang itu bertemu kembali. Entah dengan cara apa dan bagaimana. Tina tersenyum dan duduk di kursi bercat coklat itu bersama Valen. Sama-sama memandangi suasana taman yang penuh keramaian. Rika yang begitu bahagia Karena di ulang tahun ke-17 nya ini semua teman-temannya datang untuknya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar