Rabu, 05 Desember 2012

Choice


Bicara tentang pilihan, entahlah aku seperti orang yang tak memiliki tujuan hidup. Mendengarkan saran dan aku menurut saja. Jika aku sudah lulus dari kampus ter-sialan ini, aku ingin ke mana? Apa menetap di Jember saja dan ngekost di kosan yang menurut keuanganku terbilang "Mahal" itu dan baru aku tempati bulan depan. Orang tua menyuruh pulang. Seakan pulang kampung adalah pilihan tepat sedunia, aku menolak pulang dengan alasan yang aku merasa masuk akal sedunia, aku tak ingin mendengar gosip tak sedap dari tetangga  yang mulutnya gak pernah disekolahkan itu. Mereka menuntut, menyuruh dan mengatur orang yang bahkan tidak disekolhkannya. Aneh kan?? 

Bicara tentang "Teman", mungkin mereka beranggapn lebih baik menetap sambil nyari2 kerjaan karena mereka sudah berpengalaman. Bicara tentang pengalaman. Aku bahkan tak punya pengalaman, mahasiswa yang skripsinya terancam gak selesai2 dan ipk yang gak bisa dibilang bagus ini, mungkin sebaiknya menuruti saran dari yang berpengalmn bahkan orang yang terbilang "hebat" itu. 

Tapi kok aku merasa menecewakan orang yang selama ini memberiku kehidupan,  karena beliau sudah banting tulang. Haruskah aku mengikuti orang yang berpengalaman yang lebih akan merepotkannya lagi, daripada mengikuti orangtua yang memberikan segalanya. Orang tua mudah saja menuruti keinginan anaknya, membolehkana aku tidak di rumah dan munngkin jadi calon pengngguran di kota orang. Tapi aku kepikiran permintaan dari ayahku. 



Bagaimana harusnya jika jadi aku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar